Saturday, 3 December 2011

kasih sayang ibu bapa

SUDAH 2 minggu anak-anak kita bersekolah. Pelbagai gelagat kita lihat ketika memulakan alam baru persekolahan; ada yang menangis, ketawa, tak kurang yang ibu ayah terpaksa menunggu di kelas demi ilmu dan kasih sayang.
Tetapi, suasana sebegini semakin kurang kita temui sebab anak sudah matang dengan pendidikan prasekolah yang dilaluinya.
Penulis sendiri masih teringat kenangan lama ketika ibu dan ayah tersayang memimpin tangan ke sekolah masa kecil dulu. Tingginya harapan mereka dan kini selepas berjaya, ibu ayah pula tiada berdaya, semuanya dalam kenangan hanya titisan air mata dan kesayuan menjadi kenangan. Terima kasih buat ibu ayah.
‘Ya Allah, sayangilah ibu ayah kami sebagaimana mereka berdua menyayangi dan mendidik kami sewaktu kami kecil’.
 
Doa sebegini sangat perlu dibaca setiap hari supaya Allah mengekalkan kasih sayang kita pada anak-anak.
 
Mendidik dengan cinta dan sayang berbeza dengan mendidik dengan sumpah seranah serta maki hamun. Kasih sayang akan memberi semangat dan pendorong dalam menghadapi kerenah dan perangai anak-anak.
Bayangkan jika ibu dan ayah tidak ada rasa cinta pada anak, mereka akan melihat anak itu seperti mereka melihat kayu dan batu.
Bahkan mereka mungkin akan menganggap anak sebagai beban yang menyusahkan.
Mendidik seorang anak memerlukan perhatian, ketekunan, kesabaran dan kesungguhan yang tinggi. Memang tugas sukar dan meletihkan. Terima kasih dan syukur tidak terhingga kepada-Mu Ya Allah atas nikmat kasih sayang ini.
Bayangkan bebanan ibu ketika melahirkan anak yang terpaksa berdepan dengan sakit yang tidak terperi, darah yang tumpah dan tidak bermaya.
Namun, apabila melihat bersih dan suci wajah bayi yang dilahirkannya maka akan hilang segala derita dan bebanan yang ditanggung.
Itulah ajaibnya kasih sayang yang mampu mencipta semangat dan daya juang yang luar biasa ibu bapa terhadap anak-anak.
Pengorbanan yang lahir dari kasih yang ini dapat membina semangat dalam mendidik anak. Setiap anak berbeza gelagat dan kerenahnya.
Bagi ibu dan bapa, biarlah masa, kudrat empat kerat, wang mencurah-curah, bahkan nyawa dikorbankan, asalkan anak-anak menjadi manusia yang berjaya.
Bahkan sejuta keperitan dan penderitaan mampu diharungi dengan tabah semata-mata untuk membesarkan dan mendidik anak. Allah s.w.t tentunya tidak akan membiarkan hambanya begitu sahaja.
Allah s.w.t menjamin rahmatnya kepada ibu dan bapa yang mengasihi dan merahmati anak-anaknya. Mendidik anak tidak selalunya rata dan mendatar saja kerana ada kalanya kita menerima ujian di luar jangkaan.
Jadi kasih sayang mengukir ketabahan dan kegigihan buat ibu bapa. Di sinilah perlunya ibu bapa mengubah naluri kasih sayang tadi kepada kesabaran dan kegigihan yang tidak kunjung henti.
Pandanglah air muka anak-anak. Belai mereka ketika berkomunikasi, luahkan rasa sayang dan harapan, teruskan usaha mendidik secara berterusan dengan penuh kesabaran.
Soalan penulis kepada semua pembaca budiman, pernahkah anda menatap wajah orang yang anda sayangi itu? Contohnya ibu, ayah, suami dan isteri.
Jika tidak pernah cubalah pandang-pandang dan perhatikan wajah orang yang banyak berbakti kepada kita itu kerana ketika sedang tidur, itulah wajah yang paling jujur.
Wajah ketika tidur menceritakan segala-galanya. Tanpa kata, tanpa suara seolah dia berkata: “Betapa lelahnya aku hari ini, demi anak-anak dan keluarga aku sanggup melakukan segala-galanya”.
Renung dan tataplah wajah orang yang kita sayang itu ketika dia menutup mata ketika tidur sebelum mereka menutup mata buat selama-lamanya.
Jangan lupa pesanan kudus daripada langit ketika mendidik anak-anak: “Wahai orang yang beriman, hendaklah kamu pelihara dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang mana bahan pembakarnya adalah terdiri dari manusia yang sombong dan ingkar kepada Allah iaitu mereka yang kufur, munafik, musyrikin dan juga daripada batu-batu berhala”.

Sunday, 20 November 2011

duit perayaan...hahah seronok waktu kecik dulu

salam..korang suma teringat x waktu kecik kecik dulu 6-9 tahun....seronok kan...kita boleh bermain dengan sesuka hati..jika sekarang x boleh bermain sesuka hati..sekarang x best dah kan..korunk suma soka main apa ?saya sini suka main tuju kasut ... yang paling best nyer bila kita dapat giliran untuk lari untuk mengelak tujuan orang...waktu musim hari raya pulak..kita boleh dapat banyak...nak tau dapat apa ? duit ler,....seronok kan...haha..setakat ini sahaja...

Saturday, 19 November 2011


salam...sorry x update lame sangat..haha.blog saye ni memang x femouse...tapi saya suka buka walau x ada orang nak follow..hehe.saya suka sangat dengan gambar kartun seperti dragonball,naruto and bleach ^_^..TAPI x ade masa nak tonton .. tonton kat internet....hebat kan...x hebat sangat.lawak ja...maklumlah saye x reti sangat guna internet..haha..setakat ini sajer...bye.^_^.

Friday, 29 July 2011

kancil dan buaya

Suatu hari Si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, sedang berjalan-jalan di pinggir hutan. Dia hanya ingin mencari udara segar, melihat matahari yang cerah bersinar. Di dalam hutan terlalu gelap, karena pohon-pohon sangat lebat dan tajuknya menutupi lantai hutan. Dia ingin berjemur di bawah terik matahari. Di situ ada sungai besar yang airnya dalam sekali. Setelah sekian lama berjemur, Si Kancil merasa bahwa ada yang berbunyi di perutnya,..krucuk...krucuk...krucuk. Wah, rupanya perutnya sudah lapar. Dia membayangkan betapa enaknya kalau ada makanan kesukaannya, ketimun. Namun kebun ketimun ada di seberang sungai, bagaimana cara menyeberanginya ya? Dia berfikir sejenak. Tiba-tiba dia meloncat kegirangan, dan berteriak: "Buaya....buaya.... ayo keluar..... Aku punya makanan untukmu...!!" Begitu Kancil berteriak kepada buaya-buaya yang banyak tinggal di sugai yang dalam itu.
Sekali lagi Kancil berteriak, "Buaya...buaya... ayo keluar... mau daging segar nggak?"
Tak lama kemudian, seekor buaya muncul dari dalam air, "Huaahhh... siapa yang teriak-teriak siang-siang begini.. mengganggu tidurku saja." "Hei Kancil, diam kau.. kalau tidak aku makan nanti kamu." Kata buaya kedua yang juga muncul.
"Wah.... bagus kalian mau keluar, mana yang lain?" kata Kancil kemudian. "Kalau cuma dua ekor masih sisa banyak nanti makanan ini. Ayo keluar semuaaa...!" Kancil berteriak lagi.
"Ada apa Kancil sebenarnya, ayo cepat katakan," kata buaya.
"Begini, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-bagi daging segar buat buaya-buaya di sungai ini," makanya harus keluar semua.
Mendengar bahwa mereka akan dibagikan daging segar, buaya-buaya itu segera memanggil teman-temannya untuk keluar semua. "Hei, teman-teman semua, mau makan gratis nggak? Ayo kita keluaaaar....!" buaya pemimpin berteriak memberikan komando. Tak berapa lama, bermunculanlah buaya-buaya dari dalam air.
"Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo kalian para buaya pada baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana," "Nanti aku akan menghitung satu persatu."
Tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentuk seperti jembatan.
"Oke, sekarang aku akan mulai menghitung," kata Kancil yang segera melompat ke punggung buaya pertama, sambil berteriak, "Satu..... dua..... tiga....." begitu seterusnya sambil terus meloncat dari punggung buaya satu ke buaya lainnya. Hingga akhirnya dia sampai di seberang sungai. Hatinya tertawa, "Mudah sekali ternyata."
Begitu sampai di seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, "Hai buaya bodoh, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?" "Sebenarnya aku hanya ingin menyeberang sungai ini, dan aku butuh jembatan untuk lewat. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih pada kalian, dan mohon maaf kalau aku mengerjai kalian," kata Kancil.
"Ha!....huaahh... sialan... Kancil nakal, ternyata kita cuma dibohongi. Aws kamu ya.. kalau ketemu lagi saya makan kamu," kata buaya-buaya itu geram.
Si Kancil segera berlari menghilang di balik pohon, menuju kebun Pak Tani untuk mencari ketimun.
(SELESAI)

Template by:

Free Blog Templates